Mau Dibawa Kemana ITS?

Kamis, 24 Desember 2015

[Teh Anget buat menemani minggu Tenang] 




Apakah ada yang tahu visi ITS? 
Jangan sampai inget visi KM ITS atau himpunan sendiri tapi visi kampus sendiri enggak pernah tahu....
nih visi ITS :
To become an internationally reputable university in science, technology, and art, especially to support an environmentally conscious industrial and marine development.


Tapi faktanya kita masih berada di peringkat 700-an dalam rangking QS Top Universities. 

http://www.topuniversities.com/universities/institute-technology-sepuluh-nopember

Hal yang menjadi perhatian dalam penilaian di website ini adalah 

1. Internasionalisasi




Di ITS, jumlah dosen / tenaga akademis sebanyak 900-an dengan jumlah pengajar asing hanya berjumlah 2 orang. Jomplang sekali jika kita bandingkan UI yang memiliki tenaga internasional mencapai 500 orang dibanding total 3500 pengajar . Selain itu mahasiswa asing yang berkuliah di ITS lebih banyak mengambil pascasarjana dibanding jenjang sarjana (8:2) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 52 orang. Coba bandingkan ITB yang memiliki rasio seimbang (1:1) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 224 orang



2. Rasio Mahasiswa 


Rasio asing merembet ke mahasiswa (biasa) juga ternyata. 

Rasio mahasiswa sarjana dengan pascasarjana jauh sekali dari kata ideal, yaitu 9:1 yang artinya jika ada 4000 mahasiswa baru, maka hanya ada 400 mahasiswa pascasarjana. Padahal MIT dan Harvard sebagai pemegang puncak ranking, mereka memiliki rasio hampir 4 : 6 yang artinya lebih banyak mahasiswa pascasarjana dibanding tahap sarjana

3. Jumlah riset 


Bicara riset, ITS dinilai berada pada tingkat low (rendah). 

Mungkin faktor jumlah mahasiswa pascasarjana juga berpengaruh mungkin. Namun itu bukan alasan juga sih, karena kebiasaan menulis paper dan jurnal para mahasiswa dalam bahasa inggris masih rendah (termasuk saya sendiri -_- )

Yang bagus, kita masih dianggap memiliki topik penelitian yang terfokus walaupun itu berarti memberikan ruang yang sempit untuk pengembangan penelitian karena mayoritas universitas bagus memiliki bidang penelitian yang komprehensif. Tapi itu pilihan kan?

Konklusi

Pertanyaannya, kita mau diam menyaksikan atau bergerak menyelesaikan? 
Apa yang harus dilakukan? 
Baik kita sebagai mahasiswa maupun ITS sebagai penyelenggara pendidikan?

Padahal kita besok udah MEA lho, 
Malaysia dan Singapore serta Thailand punya peringkat yang lebih baik, bahkan dengan UI dan ITB yang jauh diatas kita


Yuk diskusi sambil menemani dinginnya Surabaya atau empuknya kasur rumah :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Syukur Ikhsani.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License