Anies Baswedan

Minggu, 20 Desember 2015


Sosok kelahiran Kuningan, 7 Mei 1969 ini adalah seorang intelektual muda dan akademisi handal yang dimiliki oleh Indonesia saat ini. Tak heran rasanya Bapak Presiden Jokowi memilih beliau menjadi seorang Menteri Pendidikan (Dasar dan Menengah) dan Kebudayaan Republik Indonesia yang ke 26. Dia lebih dulu dikenal sebagai Rektor termuda Indonesia dengan memimpin Universitas Paramadina dan menginisiasi serta mendukung gerakan sosial seperti Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, dan Kelas Inspirasi.

Karier yang cemerlang tidak lahir dari sebuah perjalanan instan. Perjalanan cerita Anies Baswedan sudah dimulai semenjak bangku sekolah dan kuliah. Semenjak SMP beliau sudah menjadi pengurus OSIS bagian Humas. Karies OSIS Anies cemerlang di masa SMA. Beliau terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS di sekolahnya dan mengikuti pelatihan Ketua OSIS di tingkat nasional. Di pelatihan tersebut, beliau terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia. Di masa SMA juga, beliau mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat.

Saya mulai mengenal Anies Baswedan semenjak beliau mengisi beberapa forum bergengsi seperti TEDx. Dari sanalah saya mulai mengagumi pemikiran dan gerakan beliau seperti Indonesia Mengajar. Disana saya belajar bahwa pendidikan dan pengabdian tak bisa dipisahkan, terlebih dengan kondisi sosial dan pendidikan di Indonesia yang masih buruk dan timpang di daerah-daerah tertinggal.

Saya lebih terkesan ketika beliau mengajukan diri sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat. Di sana saya disadarkan oleh sebuah konsep Turun Tangan. Masalah di Indonesia sudah cukup banyak dan kita pun secara sadar atau tidak sering ikut serta dalam mengutuk kondisi yang tidak ideal tersebut. Stok orang untuk menghujat sudah cukup banyak, namun stok orang untuk mengatasi masalah tersebut yang kering kerontang. Dan masalah besar semacam Indonesia tak cukup diselesaikan oleh satu orang saja, namun kita butuh kerjasama bareng-bareng untuk mengatasinya.

Dan melalui Anies Baswedan, saya kembali mengingat bahwa negeri ini masih memiliki janji kemerdekaan. Janji tidak bisa direvisi namun hanya bisa dilunasi. Dan hingga hari ini, perlindungan, kesejahteraan, pendidikan dan pergerakan bangsa ini belum maksimal diselesaikan oleh pemimpin-pemimpin Indonesia. Artinya, kita sebagai generasi penerus bangsa, masih memiliki tanggung jawab untuk melunasinya hingga akhirnya anak cucu bisa menikmati hasil karya dan kerja keras kita semua.
Dan melalui Anies Baswedan jugalah, saya ikut aktif turun ke ranah politik. Bukan mau mencari kekuasaan atau kekayaan. Tetapi nasib bangsa ada di tangan politik, termasuk pendidikan, kesejahteraan, dan pekerjaan kita pula nantinya semua pasti memiliki hubungan dengan politik. Jika politik itu dianggap sebuah tanah yang kotor dan tak layak untuk dihuni, maka selamanya Indonesia akan dicengkerama oleh orang yang sama, kepentingan yang sama, dan kondisi yang sama. Maka kita yang mungkin masih bersih dan punya kemampuan selayaknya ikut merenovasi, merevolusi politik kita ke arah yang lebih baik, demi kejayaan negeri ini.

Indikator politik sudah bersih adalah suatu saat nanti, kita dan masyarakat dapat berkata kepada anak cucu “Nak, jadilah politikus macam beliau. Pintar, Visioner, Tangguh, Bersih, Peduli dan Merakyat. Demi kemajuan bangsa, demi kebanggaan negeri ini, demi tegaknya bendera Merah Putih kita tercinta, Indonesia nak. Suatu saat nanti, di tangan kamu nak negeri ini berada”  

Syukur Ikhsani - 5212100147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Syukur Ikhsani.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License