Persiapan Menghadapi LGD atau FGD

Selasa, 29 Agustus 2017

Apa itu FGD dan LGD?

Secara singkat FGD ( Focus Group Discussion ) itu adalah sesi yang melibatkan beberapa peserta untuk berdiskusi dengan memberikan beberapa peserta untuk menjalani peran special. Sedangkan LGD (Leaderless Group Discussion) adalah sesi yang melibatkan peserta untuk berdiskusi secara setara tanpa ada perbedaan status.

Dari pemahaman di atas, anda bisa menyimpulkan bukan persamaan dan perbedaan dari masing-masing diskusi tersebut ? Intinya mereka sama-sama berdiskusi namun hanya terletak pada perbedaan penentuan peran. Ketika FGD, di awal sudah mulai ditentukan peran masing-masing peserta. Biasanya ada pemimpin diskusi dan atau sekretaris yang ditentukan. Pemimpin bisa jadi adalah salah satu peserta atau bisa juga pihak fasilitator (pihak penyelenggara). Untuk sekretaris biasanya kondisional saja. Sedangkan ketika FGD, penentuan peran tersebut tidak ada. Fasilitator pun hanya sekedar memberi rambu-rambu diskusi saja tanpa terlibat dalam pengaturan diskusi.

Sampai saat ini, penulis sudah melewati 4 sesi diskusi, masing-masing 2 FGD dan LGD. Untuk FGD, saya pernah mengikuti di sebuah BUMN penyedia jasa bandara dan perusahaan Telekomunikasi berwarna biru. Sedangkan LGD pernah saya hadapi ketika melamar lembaga anti korupsi dan sebuah perusahaan asuransi terkemuka tingkat dunia.

Secara garis besar, saya sudah sukses melewati dua sesi, yaitu di perusahaan telko dan asuransi. Sedangkan dua sesi lainnya tidak diketahui hasilnya karena bercampur dengan proses lain (sesi diskusi biasanya digabung dengan tes lain sehingga saya tidak tahu mana yang gagal haha )

Oleh karena itu, tulisan ini saya dasarkan pada pengalaman saya menghadapi dua tes itu ya. 

Dalam tulisan ini, saya membagi menjadi beberapa tahapan, yaitu persiapan, eksekusi dan pasca diskusi.
So let’s discuss it, gaes :

Know Yourself

https://www.scmp.com/native/lifestyle/topics/premier-living/article/2123750/you-talkin-me-smart-mirrors-do-talk-back-and

Langkah pertama adalah mengenal diri sendiri. Lah kenapa kok langkah pertamanya ini? Karena nyatanya LGD dan FGD ini (seharusnya) tidak jauh dari kehidupan sehari-hari kita. Jika teman-teman sering mengerjakan tugas kelompok (secara nyata dan benar adanya ya), maka LGD seharusnya udah pasti biasa. Jika kalian pernah ikutan organisasi/kepanitiaan maka FGD adalah hal lumrah dilakukan setiap minggu (seharusnya).

Disinilah letak fungsi mengenal diri. Kita harus evaluasi diri sejauh mana skill kita untuk menyampaikan sesuatu, berpikir solutif, cepat menganalisa, serta mengendalikan diri dan orang lain. Itu poin penting banget dalam rangka sukses mengikuti LGD /FGD.

Selain itu, kita juga harus mencari apa kelebihan dan kekurangan kita, khususnya terkait diskusi. Kalo kalian bisa mengombinasikan antara potensi diri dengan evaluasi skill diskusi, maka akan bisa menghasilkan output yang bakal keren

Know Your Enemy

https://en.paperblog.com/spying-on-my-son-at-recess-879370/
Jika kalian sudah mendapatkan jadwal tes diskusi, maka sempatkanlah untuk belajar mengenai lawan. Lawan disini bisa jadi perusahaan/organisasi yang ingin anda tuju atau bisa juga lawan diskusi yang akan kalian hadapi nanti. Mengapa harus mempelajari lawan juga? Karena jika kalian sudah bisa menganalisa diri sendiri, maka ini adalah saatnya anda untuk mengukur dimana posisi kalian dalam diskusi nanti.

Bicara perusahaan/organisasi yang ingin anda tuju, ini harus kalian pelajari dengan baik. Karena biasanya materi yang akan dibahas dalam diskusi terkait dengan bidang mereka. Dari 4 diskusi yang saya jalani, hanya satu yang keluar dari bidang ( lembaga anti korupsi). Sisanya saya harus membahas tentang telekomunikasi, bandara, dan keuangan suatu perusahaan. Sangat cocok bukan dengan profil perusahaan/organisasi yang saya tuju ?Selain itu, mengenal perusahaan juga bisa jadi menyamakan persepsi anda dengan persepsi perusahaan. Contoh nyata adalah saat saya mengikuti diskusi di perusahaan telekomunikasi dan asuransi. Di perusahaan telekomunikasi, saat diskusi kita harus hati-hati dalam membandingkan perusahaan tersebut dengan perusahaan sejenis milik negara. Selain karena mereka memang bersaing, pola pikir dalam mengelola kedua perusahaan jelas berbeda. Jika milik negara mungkin bisa disubsidi atau menggunakan kekuatan negara, pasti berbeda dengan pihak swasta yang harus berjuang secara swadaya atau biaya sendiri.

Di perusahaan asuransi, sebelum saya memasuki ruangan untuk diskusi, saya menyempatkan membaca lagi lowongan posisi yang sedang saya ikuti. Dan disana mereka ternyata mencari kandidat yang bisa Bahasa inggris dengan lancar secara tertulis dan oral. Maka dari sana, saya bisa menduga bahwa sesi diskusi akan berjalan dalam Bahasa inggris. Dan benar saja, diskusi tersebut ternyata harus menggunakan Bahasa Inggris.

Bicara mengenal lawan diskusi, memang cukup sulit. Butuh keahlian dan pengalaman untuk mengenal lawan kita dalam waktu singkat. Manfaat dalam mengenal lawan ini cenderung lebih kepada menempatkan posisi dalam diskusi.

Di perusahaan telekomunikasi, saya mencoba mengenal lawan saat sesi perkenalan dan membaca persoalan diskusi. Mayoritas peserta adalah wanita dan berlatar belakang social. Sedangkan persoalan yang diangkat terkait telekomunikasi. Maka saya tampil menyerang dengan jawaban yang simple namun detail sehingga seakan mengajak semuanya setuju dengan pendapat saya.

Di perusahaan asuransi, saya juga mengenal lawan saat sesi perkenalan dimana setiap orang harus memperkenalkan dirinya masing-masing dalam Bahasa Inggris. Di sesi ini lah, saya membuat ranking keahlian setiap peserta dalam menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk menentukan siapa yang akan saya pilih untuk mengatur diskusi, siapa yang akan diserang, dan siapa yang akan diangkat. Jika dia lebih bagus dalam Bahasa Inggris, maka saya berikan keleluasaan untuk mengatur. Jika Bahasa Inggrisnya setara atau tidak jauh berbeda, maka saya coba serang atau pertanyakan lebih jauh. Sedangkan yang Bahasa Inggrisnya lemah, maka akan saya coba angkat (strategi khusus, semoga saya bisa sempat membahas di bagian eksekusi ya)

Prepare Everything

https://www.schoolcounselingbyheart.com/2013/05/16/preparing-students-and-yourself-for-sexual-abuse-prevention-lessons/

Setelah kita mengenal diri dan lawan, maka persiapkan semua dengan baik dan benar. Simpel aja sih, seperti menggunakan pakaian yang layak dan sesuai dengan profil organisasi dan peserta yang dicari, pergi ke tempat diskusi tepat waktu, belajar terkati materi terkait diri (perkenalan) dan perusahaan (materi diskusi). Dan lain-lain. Dan jangan lupa untuk menyiapkan peralatan tempur seperti obat-obatan (bukan narkoba atau obat penenang ya, plis jangan gaes ), peralatan tulis menulis seperti bolpen dan kertas kosong, dan peralatan lain terkait diri kalian secara pribadi.

Mungkin di antara kalian ada yang grogian, maka carilah kegiatan untuk menghilangkan grogi kalian. Kalo saya sih biasanya pergi ke toilet untuk buang air dan cuci muka, juga keliling-keliling sekitar untuk mencari inspirasi atau buka sosmed gitu. Ya setidaknya agar bisa tetap focus dan potensi terbaik keluar pada waktu diskusi.

Sekian dulu untuk tahap persiapan. Untuk tahap selanjutnya, akan gue post secepatnya karena cukup detail dan pastinya sangat bermanfaat buat kalian semua sehingga butuh effort dan keseriusan yang lebih dalam menulisnya.

*update : untuk cerita lengkap terkait proses FGD/LGD yang sudah saya jalani, teman-teman bisa kesini ya :  PAHIT MANIS FGD LGD

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karena animo pembaca yang cukup tinggi, maka ada edisi spesial nih
tips tambahan yang ampuh :

  1. Usahakan untuk menyediakan alat tulis dan kertas sendiri.
  2. Catat hal penting :
    • Nama peserta lain
    • Poin poin penting di dalam pembahasan awal
    • Pendapat spesial lawan bicara yang ingin didukung atau diserang
    • Perumusan kesimpulan, baik untuk pribadi dan kelompok
  3. Ketika berpendapat biasakan untuk melakukan dan memperhatikan etika berpendapat
    • Jika ada sesi perkenalan, bukalah dengan salam
    • Jika tidak ada, maka usahakan ketika mengemukakan pendapat para kesempatan pertama diawali dengan perkenalan.
    • Jika ingin berpendapat, biasakan untuk mengangkat tangan.
    • Jangan bilang "pendapat dia...." atau "pendapat kamu...", tapi lebih baik "pendapat A(nama dia)...." atau "pendapat anda...."
    • Jangan asal memotong pembicaraan lawan jika anda merasa tak sependapat
    • Boleh memotong, jika waktu diskusi sudah mepet namun diskusi berjalan sengit/memunculkan perdebatan panjang
  4. Walau ini penilaian individu, bukan berarti anda harus menguasai diskusi dengan banyak berbicara untuk berpendapat.
    • Jika ada peserta yang jarang bicara, coba pancing mereka
    • Jika anda tidak puas, lebih bagus untuk memancing lawan bicara anda dengan pertanyaan agar anda bisa lebih memahami poin mereka atau untuk mencari titik terlemah dari pendapat mereka untuk diserang menggunakan pendapat kunci kita
    • Biasakan untuk berbicara dengan efektif dan efisien. Jangan malu untuk bilang kita kurang paham daripada asal bunyi namun tidak ada poin penting. Itulah mengapa kita harus banyak mencatat dan bertanya di dalam diskusi ini
Sekian untuk tips tambahannya. Berterima kasihlah pada teman-teman kalian yang sudah lebih dulu membaca sehingga saya termotivasi untuk menambah segmen ini haha.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Terima kasih telah membaca tulisan ini. Semoga kalian bisa melalui sesi FGD dan LGD yang akan kalian hadapi ya gaes

Jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan atau didiskusikan, jangan sungkan buat komentar di bawah atau email lansung ke syukur.ikhsani@gmail.com ya gaes.

Fast response kok (y)

1 komentar:

 
Copyright © 2016. Syukur Ikhsani.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License