Mas, Kok Ikut LKMM?

Jumat, 13 Februari 2015


Mas, kok ikut LKMM TD sih? Kenapa ga tidur aja di rumah?
Pertanyaan yang menarik ini dari muncul pada suatu forum besar yang diselenggarakan oleh sebuah Himpunan Mahasiswa tingkat Jurusan di suatu Institut Terbaik Surabaya untuk para mahasiswa tingkat pertama. Saya yang berada di ruangan ini tersenyum mendengarnya. Tapi karena sedang malas dan tidak fokus, maka saya memilih untuk mempersilahkan teman-teman yang sedang berada di depan forum untuk menjawabnya dan saya duduk santai di belakang. Akan tetapi, ternyata pertanyaan itu membekas hingga saya kembali ke haribaan kasur kosan yang cukup empuk jika lelah sudah mengendap di tubuh. Ya memang dasarnya saya orang yang suka berpikir lebih baik saat tidak berada di forum yang sebenarnya lagi huehehe

Jika saya ingin mematikan forum saat itu, jawaban paling sadis mungkin adalah dengan berbalik bertanya pada sang penanya dan seisi forum. 
KENAPA KAMU KULIAH? KENAPA GA TIDUR AJA? 
Tentu jawaban yang paling sadis bukan? Hehe tapi itu benar adanya. Karena jawaban dari kedua pertanyaan itu hampir 80-90 % sama. Coba anda bayangkan ketika anda ditanyakan tentang alasan anda kuliah. Pasti jawabannya tidak jauh dari “ Saya mau dapat kerjaan yang layak mas”, “Saya ingin dapat ilmu mas”,“saya ingin belajar”,“Saya cuma ikut-ikutan mas” atau juga paling ekstrem “Membunuh waktu mas” dan alasan-alasan lain yang pastinya semua positif bin normatif. Ya begitulah juga akan dijawab oleh para alumnus LKMM, khususnya di tingkat Dasar disaat mereka ditanyakan tentang alasannya mengikut LKMM TD.

Tapi jawaban terbaik menurut saya adalah ketika saya menjawab pertanyaan serupa saat Screening LKMM Tingkat Menengah. Sedikit narsis memang, tapi mau gimana lagi tulisan ini juga pendapat saya hehe. Sedikit cerita, saat itu, saya ditanyai tentang alasan saya mengikuti LKMM TM. Saat itu saya secara diplomatis menjawab saya ingin belajar. Padahal ya saya juga ikut-ikutan saja sebenarnya karena memang tidak punya bayangan ikut LKMM TM sebelumnya. Ternyata jawaban saya dicecar dengan cerdas oleh para pemandu yang mewawancarai saya,



“Can, kalau kamu ingin belajar, kamu tidak usah ikut LKMM TM aja. Nanti kami kasih nama-nama orang hebat di KM ITS yang mengerti organisasi, kamu tinggal tanya saja dengan mereka. Cukup kan untuk belajar?”

Pertanyaan yang menohok pada saat itu. Walau saya ingin mencoba-coba, tapi insting saya mengatakan “Wow, Challenge is Accepted ini mah” . Seketika saya terdiam dan berpikir sejenak tentang perjalanan saya selama ini di LKMM, dari LKMM Pra TD FTIf yang melahirkan saya menjadi peserta terbaik (prestasi pertama ini haha) hingga menjadi Koordinator OC bagian Acara di cabang SI di tahun selanjutnya, dari peserta LKMM TD yang gagal ikut di tahun pertama karena tidak ikut wawancara hingga di tahun kedua secara tidak sengaja ikut mengonsep karena menjadi bagian PSDM sebelum dibawa ke Pemandu (ini fail abis :v ). Berbekal itu, sebuah jawaban indah (sori lebay) akhirnya meluncur dari mulut saya.

“ Mas, saya mungkin bisa belajar banyak dari mereka. Tapi satu yang saya tahu, LKMM adalah salah satu pelatihan yang terstruktur. Semua sudah diatur dari tingkat dasar banget hingga tingkat lanjut. Jika saya hanya mengandalkan berdiskusi dengan orang yang mas pilih, saya bingung apa yang bisa saya ambil. Jikapun saya bisa mengambilnya, saya tidak bisa merangkainya dengan baik karena semua kepingan teracak tidak jelas. Tapi semua itu terjawab sempurna dengan adanya LKMM ini sehingga saya bisa belajar dengan terstruktur dan lebih rapi.”

Jika teman-teman bingung dengan jawaban yang saya sebutkan diatas, teman-teman bisa membayangkan ketika teman-teman bermain puzzle gambar acak. Teman-teman diberikan belasan, puluhan, hingga ratusan potongan gambar. Lalu apa yang harus teman-teman lakukan setelahnya? Pasti akan merangkainya menjadi sebuah gambar kan. Jika potongannya sedikit mungkin akan cepat dan mudah menyatukannya, tapi jika banyak maka lebih susah dan memakan waktu yang lebih panjang sehingga membuat malas sang pemain hehe. Maka ada tips tercepat, yaitu dengan memberikan nomor di belakang puzzle sesuai urutan gambar. Maka tinggal merangkai gambar sesuai nomer yang ada, kita akan cepat menyatukannya dengan lebih cepat dan tepat bukan. Nah puzzle yang diberi nomor itulah sifat LKMM teman-teman.

Sesuai dengan formula Puzzle itu pula, saya juga belajar bahwa pengalaman adalah guru terbaik, tapi dengan ilmu maka kemampuan kita bisa (mendekati) sempurna. Singkatnya menjadi lebih baik lagi. Saya akui tanpa ikut LKMM pun, mahasiswa bisa sukses menjadi sebuah seorang pribadi, panitia, juga organisatoris. Tapi sukses juga punya indikator-indikatornya masing-masing. Dan terkadang kelemahan itu akan tertutupi jika ada kesuksesan. Maka pada saat itu, saya yang baru ikut di tahun kedua pun harus mengakui bahwa selama saya menjadi organisatoris dan juga panitia, ternyata ada missing link yang tidak saya sadari. Itulah kenapa saya bersyukur bisa menyempurnakan pengetahuan saya selama ini (Berdasarkan gap yang saya rasakan antara pengalaman dan ilmu yang didapatkan di LKMM ini).

Akhir kata, saya cuma bisa ngasih saran buat kalian untuk tentukan niat dan minat kalian untuk memilih jalan selanjutnya, khususnya di lini LKMM. Jika diantara niat dan minat ada satu yang kurang, jangan daftar. Karena itu akan memberatkan kalian di masa depan dengan tanggung jawab moral akan status kalian. Jika kalian sudah merasa mantap, maka berusahalah dan persiapkan dengan sebaik-baiknya. Jangan lupa berdoa dan jaga kesehatan (Y)

Salam hangat untuk semua calon penerus bangsa J

Kangen juga sama Maba yang ini :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Syukur Ikhsani.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License