(Tulisan ini dibuat sebagai persyaratan dalam pelatihan LKMM TM )
Aku dan Organisasiku merupakan suatu
yang tak tergantikan selama aku berkuliah di kampus perjuangan ini. Aku merasa
tak mampu hidup sendiri di belantara kota Surabaya ini jika takkan ada keluarga
di sampingku. Keluarga dalam arti lain. Karena keluargaku yang sebenarnya ada
di ibukota nan jauh disana. Disini aku menemukan keluarga. Keluarga yang besar
dan membuatku betah hidup di kota Pahlawan. Keluarga Mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Disinilah aku bergelora mengisi hari-hari
dalam status anggota aktif KM ITS dengan berkontribusi di setiap lini
eksekutifnya.
Di lingkup paling kecil KM ITS, ada
sebuah keluarga terindah. Tempat dimana aku belajar untuk pertama kalinya untuk
berorganisasi dengan skala besar. Ya, angkatanku, SOLA12IS. Sistem Informasi
FTIf ITS Angkatan 2012. Disini aku mencoba berkontribusi secara maksimal.
Dengan menggunakan pengalamanku dikader saat masa SMA dan kemampuanku untuk
menjadi provokator sekaligus penyemangat, aku mencoba membantu teman-temanku
melewati masa sulit. Masa dimana kami diharapkan menjadi generasi yang lebih
baik dengan beragam kegiatan dan penugasan yang tak henti mendera. Aku berusaha
untuk menolong saudaraku yang kesulitan, memenuhi kumpul angkatan semampuku,
dan membantu berpikir untuk kebaikan keluaga kecilku ini. Setengah perjalanan
berlalu, aku diamanahi sebuah tanggung jawab besar, menjadi wakil komandan
tingkat. Salah satu amanah besar yang membuat waktuku tersita lebih banyak
untuk keluargaku ini daripada sebelumnya. Setelah deru ombak dan angin menerpa
kami selama 7 bulan, akhirnya kami berhasil meraih apa yang kami idam-idamkan.
Resmilah kami menjadi anggota ke 12 di Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi.
Bergabung dengan ribuan orang luar biasa yang telah menemani HMSI semenjak awal
dahulu berdiri.
Setelah menjadi anggota Himpunan
Mahasiswa Sistem Informasi, itu berarti ada amanah baru yang menanti.
Himpunanku butuh aku. Tak lama setelah diangkat, aku menemukan pengalaman baru,
menjadi peserta Sidang Istimewa. Sidang yang tak selalu ada setiap tahunnya.
Hanya berlansung jika ada suatu hal yang penting yang harus segera
diperbicangkan. Disitu aku mulai aktif belajar dan bergerak di Himpunan. Segala
pemikiran dan kehadiran selalu kuusahakan demi HMSI yang lebih baik. Seusai
sidang yang menyita waktu itu selesai, saya akui sempat turun naik semangatku
menghadirinya. Inilah tantangan terberat sebagai anggota. Harus konsisten dan
bersedia kapanpun Himpunan butuh aku. Inilah menjadi dasar saya untuk mencoba
ikut menjadi anggota Tim Formatur Pemilihan Calon Ketua Himpunan. Selagi ada
kesempatan, kenapa tidak dicoba? Hal inilah yang menjadi awal kontribusiku
secara lansung di Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi.Pergantian kepengurusan
pun dilakukan.
Rencana awal saya adalah ikut berperan lansung dalam proses
kaderisasi HMSI dengan menjadi Steering Committee. Setelah mengikuti segala
proses seleksi, saya harus merelakan salah satu rencana terbesar saya ini lepas
dari genggaman. Bayangan kaderisasi yang akan saya ubah untuk membuat
kader-kader Himpunan yang lebih berkualitas pun buyar seketika. Namun
kesempatan untuk turun lansung dalam proses kaderisasi tak lepas begitu saja.
Saya diberi amanah untuk ikut serta dalam mengawasi lansung proses kaderisasi
dengan menjadi pengurus HMSI Sinergi yang dikomandoi oleh Vilat Sasax di
departem Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa divisi Kaderisasi. Hal ini
membangkitkan semangat saya untuk berkontribusi, setidaknya saya walau tidak
memegang amanah sebagai Sutradara, saya masih bisa jadi Produser yang agak
tinggi posisinya dibanding SC. Ternyata permasalahan kaderisasi di ITS tidak
main-main. Masa liburku diganggu dengan kabar OK2BK yang secara kontroversial
mengubah semua alur kaderisasi dan timeline mahasiswa tanpa kecuali. Dari jauh
saya tidak berdaya melihat teman-teman saya mengadakan rapat-rapat yang
membahas hal itu. Saya juga tak kuasa untuk mengubah secara besar-besaran
agenda program kerja saya, pelatihan untuk elemen kaderisasi. Harus diakui, hal
itu agak mempengaruhi saya untuk terjun di dalam proses pengonsepan kaderisasi sehingga saya merasa sekedar
membantu sebisa saya saja dalam hal ini
Selain di HMSI, saya juga
bergabung dengan Kajian Islam Sistem Informasi. Alasan saya bergabung
sebenarnya cukup simpel, yaitu ingin mengembangkan KISI ke arah lebih baik
karena saya rasa ada banyak sekali kekurangan dari yang mengurus KISI selama ini. Jadi bergerak
adalah jawaban riil saya. Oleh ketua divisi, saya diamanahi untuk mengurus
media sosial untuk Syiar Dakwah. Seharusnya ini adalah kelebihan saya, namun
karena keterbatasan waktu dan kemampuan dalam hal agama, saya cukup kesulitan
untuk mengurusnya. Beruntung saya dibantu oleh teman-teman anggota KISI lain
yang semangat dalam menyebarkan ajaran-ajaran melalui media sosial KISI ini.
Untuk mengisi kekosongan diantara jadwal
organisasi dan kuliah, saya memilih jalan menjadi anggota panitia di berbagai
kesempatan. Di Himpunan, sudah tak terhitung berapa kali saya menjadi panitia
resmi ataupun sekedar volunteer. Saya sering diamanahi sebagai panitia Keamanan
dan Perizinan. Entah tampang saya yang menyeramkan atau tidak ada orang lain
yang mau mengisi pos itu sehingga saya sudah seperti masternya Keamanan di
tingkat Himpunan. Di KISI pun saya juga sering ikut kepanitiaan, khususnya di
divisi Kaderisasi yang sering membuat acara setingkat jurusan. Beruntung di
KISI ranah Keamanan dan Perizinan tidak saya geluti karena saya lebih suka
mengonsep di bidang acara. Banyak omongan-omongan tak enak muncul bagi
organisatoris tingkat himpunan. Banyak yang menganggap mereka adalah
aktor-aktor arogansi jurusan yang terpenjara di dalam himpunan. Oleh karena
itu, saya mencoba menerobos anggapan itu. Di setiap acara besar di fakultas,
saya berusaha untuk turun tangan membantu. Pertama kali saya diamanahi untuk
menjadi manajer sepakbola FTIf saat Dies Natalis. Pengalaman baru yang
mengasyikkan walau harus merelakan nasib tim tak lolos penyisihan akibat kalah
bersaing dengan tim-tim kuli macam SKK dan FTK. Selain itu saya juga ikut
membantu di acara yang membutuhkan banyak massa FTIf seperti LKMM TPD dan FTIf
Journey.
Untuk tingkatan KM ITS, semenjak masih
berstatus “MaBa” saya mencoba beraksi di ITS Expo, acara pertama yang
membolehkan angkatan saya bergabung. Tanpa pikir dua kali saya lansung
mendaftar dan diterima. Walaupun saya masih beraksi di ranah Kamjin, hal ini
tak meyurutkan semangat saya untuk berkontribusi bagi KM ITS. Disanalah saya
belajar banyak hal mengenai kegiatan dan birokrasi. Tak sekedar jaga keamanan
dan mengurus perizinan, disana saya juga belajar menjadi seorang tim PR untuk
mempromosikan dan berhubungan dengan pengunjung, tim Dana sebagai tukang
peminta karcis, dan tim Kestari yang selalu rajin menulis nomor-nomor polisi
kendaraan yang memasuki parkiran Graha ITS. Pengalaman ini membuat saya
akhirnya menemukan tempat baru selain Gerigi yang bisa memperkenalkan beragam
mahasiswa dari berbagai jurusan di ITS dengan tingkatan jabatan yang
berbeda-beda. Pengalaman di tahun pertama membuat saya nekat mencoba
mencalonkan diri sebagai wakil ketua. Walaupun tidak terpilih, tapi saya bisa
mengambil banyak pelajaran dari kegagalan itu karena minimal saya bisa belajr
lebih banyak lagi mengenai kegiatan walau pada tahun yang sama seharusnya saya
sudah ikut LKMM TD di jurusan.
Amanah terkadang salah memilih orang.
Dua kali saya gagal mengemban amanah di tingkat KM ITS. Yang pertama, saya
gagal menjadi anggota yang baik di Panitia Pemilihan Umum untuk Pemira KM ITS.
Hal ini dikarenakan jadwal saya bentrok dengan timeline proker saya di himpunan
yang keadaannya lebih mendesak saat itu. Kedua adalah saya gagal mengemban
amanah sebagai Koordinator Publikasi dan Dokumentasi GMAIL persembahan JMMI di
tingkatan wilayah Kampus Kota. Hal ini dikarenakan persiapan yang serba mepet,
dari jadwal dan biaya, serta padatnya acara saya karena adanya AISINDO dan LKMM
TD yang seharus tidak bentrok tetapi karena acara GMAIL diundur dari jadwal
semestinya sehingga saya tidak bisa maksimal dalam bekerja.
Berbicara AISINDO, ini merupakan
Asosiasi Sistem Informasi di Indonesia. Kesempatan yang diberikan oleh AISINDO
tak dapat saya hindari sehingga saya memutuskan untuk bergabung sebagai Event
Organizer di AISINDO. Lingkup EO ini tak sekedar untuk acara AISINDO saja,
melainkan juga diproyeksikan untuk panitia Dies Natalis ITS yang kebetulan
tahun ini dipegang oleh FTIf. Acara pertama adalah Women Can Do IT yang sukses
berlansung kemarin di Pascasarjana ITS.
Mungkin itu adalah sekelumit peran saya
di organisasi yang sedang saya geluti. Ada banyak pelajaran yang bisa saya
ambil dari manis-pahit segala roda kehidupan yang menemani. Yang pasti, semua
peran serta pengalaman saya ini bisa menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih
baik. Karena dengan pertambahan umur akan semakin mendekatkan amanah yang jauh
lebih tinggi sambil menunggu jantung ini berhenti berdetak untuk selama-lamanya
VIVAT-LAH SEKERAS MUNGKIN YANG KAMU BISA SEKARANG, KARENA NISCAYA SUATU SAAT NANTI VIVAT-MU KAN BERUBAH MENJADI SUMPAH DEMI KEJAYAAN MERAH PUTIH. INGATLAH, BANGSA INDONESIA TAK PERNAH LETIH MENANTI KALIAN, GENERASI TERBAIK KM ITS UNTUK BANGSA YANG MERDEKA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar