Main Bola Politik

Selasa, 27 Januari 2015



Seakan tontonan dalam seminggu ini mengantarkan saya pada pertandingan El Classico pada awal-awal Madrid dipegang oleh pelatih sekaliber Mourinho tanggal 29 November 2010.Pertandingan itu pastinya menyita perhatian publik karena merka adalah dua tim terbaik di tanah Spanyol, Eropa, juga dunia. Seperti kita ketahui, kedua tim seakan bumi dan langit, memiliki perbedaan yang signifikan hampir di setiap lini. Real Madrid dengan kucuran dana tak hingga membeli beragam bintang kelas kakap dengan gaji superbesar. Sedangkan Barcelona dikaruniani berbagai pemain kelas atas yang lahir dari perut akademi sendiri dan memainkan filosofi paten khas Barcelona Tiki-taka

Barcelona yang dipuja sana sini karena keindahan permainannya berdansa di lini tengah. Kerja sama yang kompak nan mengesankan dilakukan oleh Messi dan Iniesta diselesaikan dengan sempurna oleh Xavi Hernandez untuk mencetak gol pembuka. Di lain pihak, Real Madrid mengandalkan sang Pemain Termahal di dunia, Cristiano Ronaldo lansung seperti banteng yang terluka. Dibantu oleh pasukan Los Galaticos baru, mereka memborbadir Barcelona dengan giat. Bukan gol yang didapatkan, malah Barcelona seperti diberikan ruang bebas untuk menghajar Madrid. Saking frustasinya, para pemain Madrid tak segan menghentikan para pemain Barcelona dengan cara-cara keras menjurus kasar. Hingga puncaknya Ramos pun diganjar kartu merah oleh sang pengadil lapangan. Akhirnya, ber gelontoran gol dari Pedro, Villa, dan satu lagi pemain yang saya lupa namanya, Barcelona menghancurkan Real Madrid dengan skor 5-0

Pertandingan ini disebut menjadi salah satu pertandingan paling memalukan buat Jose Morinho dan Real Madrid. Seakan mereka ingin membalas dendam dan merebut kejayaan dari Barcelona, apa daya ternyata mereka malah babak belur dengan wajah malu tak terkira. Siapa sangka Mourinho dengan skuad sekelas Real Madrid bisa dihajar macam tim Persija disikat Gamba Osaka di Jakarta kemarin? :))

Dan hari ini, El Classico itu kembali terulang. Real Madrid vs Barcelona versi hukum Indonesia terjadi. Layaknya bapak Florentino Perez yang menggelontorkan segala daya upaya dengan salah satunya menghadirkan sosok Mourinho untuk mengembalikan kejayaan, Megawati pun menunjuk JW untuk membawa kapal negara ini berlayar. Penunjukan CR sebagai ujung tombak oleh Mourinho menghasilkan kegagalan karena ternyata dia tak mampu menembus pertahanan lawan walau sudah ada Ozil dan Di Maria membantunya. Hal ini juga terjadi ketika Jokowi menurunkan BG sebagai starter di posisi Kapolri dengan disokong partai dan Kompolnas, namun gagal karena dihentikan dengan indah oleh tembok-tembok tim pembela Anti Korupsi, Barcelona. Berperan sebagai bek tengah, KPK menjadi tembok di tengah lapangan untuk menghentikan sang Superstar menjebol gawangnya.


Tak tahu lagi bagaimana cara menjebolnya, akhirnya Real Madrid pun frustasi den bertindak liar. Lika liku para penggiat anti korupsi ditebas tanpa pandang bulu. Kabareskrim dan jajaran pendukung BG berubah menjadi Ramos, Alonso, dan Pepe layaknya Banteng yang terluka. Sradak sana sini menghasilkan korban yang berjatuhan. Salah satunya adalah BW. Sayang, pertandingan masih berlansung hingga kini hingga saya tak tahu siapa yang mendapatkan kartu merah dan pertandingan berakhir dengan skor berapa :))



Dear Pak Jokowi,

Sebagus apapun anda memimpin, semua orang pun tahu ada kuasa lain yang mengaturnya. Bukan, bukan Tuhan saja pak, tapi ada perantaranya. Tampak bagai Malaikat, tapi serupa Setan. Tergantung siapa yang melihatnya. Karena saya tidak tahu siapa beliau sebenarnya.


Tapi pak Jokowi,Anda masih punya kesempatan sekarang, layaknya Mourinho. Babak belur diawal, berbuah manis di akhir. Dari kalah telak 5-0 menjadi kemenangan beruntutan di akhir karier, Itu akan terjadi jika ada keyakinan dan kemauan dari Bapak untuk belajar dan berubah menjadi yang lebih baik. Tapi anda harus membuang semua belenggu yang membuat kotor telinga dan otak anda. Jangan seperti Moyes, yang sudah tahu salah tapi terus dia ulang tanpa ada perbaikan. Akhirnya dia dipecat pak. Bapak ga mau kan dipecat jadi Presiden? Saya sih ga mau pak, juga semua rakyat pasti juga tidak mau melihatnya. Entah yang jelas maupun tidak tanyakan saja pada paduka Menko Polhukam, mungkin beliau bisa memprakarsai untuk dilakukan operasi Yusitisi



Tertanda,


Pecinta Sepakbola yang Sayang Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Syukur Ikhsani.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License