Merdeka untuk Emas

Merdeka itu bebas menentukan pilihan, termasuk mau menjadi apa kita esok hari.

Ketika kamu senang dan bangga bahwa Indonesia bisa meraih emas di Olimpiade, percayalah aku juga. Namun ketika aku kecewa, apakah kamu juga? Sedikit mungkin yang sama.

Usia bangsa ini sudah 71. Sudah sangat dewasa, bahkan tua renta. Namun sayangnya, martabat bangsa ini belum bisa bangkit menjadi macan dunia, jangankan di tingkat Asia, ASEAN saja kita masih ditertawakan, khususnya di bidang olahraga.

Ketika kamu menangis bangga dan loncat kegirangan melihat kok jatuh di sisi Malaysia, di sisi lain ada orang yang ingin sekali mengharumkan negeri ini. Namun dia tak tahu harus apa, harus bagaimana. Karena kita masih terkotakkan pada stigma "sekolah lalu kerja"

Tidak salah, semua di dunia butuh uang. Namun hidup tak selalu bicara materi. Ada kalanya darah dan keringat kita bisa sangat menyuburkan tanah bangsa ini.

Jika negeri ini masih saja menganggap nilai, gelar akademik, jabatan, hingga uang adalah indikator tertinggi untuk hidup di dunia, percayalah kita belum pantas jadi negara maju. Karena manusia dilahirkan berbeda kemampuan dan sifat, serta semua tidak bisa menjadi orang yang sama.

Jika kamu ingin Indonesia bisa lebih banyak berdiri tegak di posisi terhormat, mulai dari diri sendiri. Jadilah diri kamu sendiri. Jangan takut untuk berbeda maupun susah. Karena senang dan gembiranya hidup letaknya bukan di awal perjalanan.

Percayalah, hidup ini hanya berkata benar dan salah. Selama kita benar, jangan takut salah. Jika kita salah, jangan malu untuk kembali benar. Simpel. Itu aja.

Banggalah menjadi atlit, guru, pejuang startup atau apapun lainnya selagi masih baik dan bermanfaat. Hentikan jika kalian malas, gagal, suka korupsi, dan hal buruk lainnya.

Karena kita merdeka, untuk hal yang baik.
-SI-
#catatanuntukdirisendiri